Hari-hari yang berlalu,
bagaikan arus air di lautan,
yang tiada akhir perjalanan.
Begitulah aku,
bila memikirkan arah tuju di masa depan.
Tanpa henti,
aku memikirkan antara perasaan dan keinginan,
yang mana satu menjadi kepentingan.
Hari ini,
aku kembali dengan lebih berani,
menghadapi segala naluri,
yang sebelum ini gagal aku kecapi.
Entah mengapa,
kali ini aku berdiri dengan duri di jari,
pedih yang ku alami bagai tiada
Azrin, kali ini engkau gagal.
Gagal malaksanakan tugas yang diamanahkan,
gagal membawa kegemilangan yang diimpikan,
gagal dalam perjuangan yang tidak kau selesaikan..
Aku, aku, aku...
Siapakah aku???
Aku membisu pada suatu ketika,
lidah terkelu tidak berbahasa,
aku terkedu mendengar cerita,
seorang raja menjadi pendeta.
Itulah aku...
bagaikan arus air di lautan,
yang tiada akhir perjalanan.
Begitulah aku,
bila memikirkan arah tuju di masa depan.
Tanpa henti,
aku memikirkan antara perasaan dan keinginan,
yang mana satu menjadi kepentingan.
Hari ini,
aku kembali dengan lebih berani,
menghadapi segala naluri,
yang sebelum ini gagal aku kecapi.
Entah mengapa,
kali ini aku berdiri dengan duri di jari,
pedih yang ku alami bagai tiada
Azrin, kali ini engkau gagal.
Gagal malaksanakan tugas yang diamanahkan,
gagal membawa kegemilangan yang diimpikan,
gagal dalam perjuangan yang tidak kau selesaikan..
Aku, aku, aku...
Siapakah aku???
Aku membisu pada suatu ketika,
lidah terkelu tidak berbahasa,
aku terkedu mendengar cerita,
seorang raja menjadi pendeta.
Itulah aku...
0 comments:
Post a Comment